Sunday 9 September 2012

Men is planing but God is Laughing

            Hello reader, selamat sore. Gimana hari kalian hari ini? Berjalan sesuai dengan rencanakah? Yep, so I hope from the deepest heart moga-moga hari kalian lebih baik dari apa yang kalian bayangkan sebelumnya. Well, kalau ngomongin tentang hari ini, hmm... perasaanya bercampur aduk. Oiya ini blog sebenernya lanjutan dari blog lanjutan yang dibawah ini. Dulu gw pernah janji mau tulis blog lanjutannya atau part 2 nya. Hari ini dimulai dari mimpi sekitar 2 tahun yang lalu, saat gw ingin sekali mengikuti suatu kompetisi tersebut tapi ternyata gw baru berani mengikuti kompetisi tersebut hari ini, alias 2 tahun setelahnya. Dan persiapan untuk hari ini udah gw persiapkan matang-matang dan jauh jauh hari, dari mulai fitnes, terus belajar kebudayaan, dokter gigi dan lepas kawat gigi, sampe ke dokter kulit, dan lain lainnya, kira-kira udah 4 bulan yang lalu. But by the way saat hari hari yang ditunggu itu akhirnya akan datang, di minggu minggu menjelang hari ini datang, gw kena flu, batuk, demam, dan gejala typus, memang akhir akhir ini gw kurang menjaga kesehatan, alhasil kaya begini kondisi badannya, ambruk. Tapi tidak mengurungkan niat tersebut, akhirnya dengan berusaha mati-matian gw siapin semuanya dalam keadaan sakit dan bahkan sampai hari ini pun saat hari yang ditunggu tunggu datang masih aja sakit.
                Ajaib.. kenapa ajaib? Karena semua orang yang ada disekitar gw, sangat mendukung dengan penuh totalitas. Keluarga gw, dari mulai papah yang pinjemin property kesana kemari, lalu ibu yang semaleman H-1 masih aja rapihin jahitan baju gw sampe jam 1 malem belum tidur, sampe sampe kakak sama suaminya yang dari jauh-jauh hari ikut-ikutan cariin baju juga untuk gw. Belum lagi temen-temen gw yang sering banget ingetin gw, entah ngomong langsung atau pun hanya sekedar lewat BBM, untuk jaga kesehatan, tetap semangat, tetap belajar, semua hal yang berkenaan dengan dukungan. Semuanya sangat excited akan keikut sertaan gw dalam ajang ini, (Apalagi gw yah.. :D). How lucky I am, having a little family, little friend, but I’ve felt a tons of happiness came into mine. Jadi jangan sampai menyia-nyiakan kepercayaan mereka untuk gw.
                Sampe hari H akhirnya tiba, yaitu hari ini. Gw ngerasa udah done semuanya, persiapan materi, baju, dan segala hal yang berkaitan dengan kompetisi ini. All has been prepared! Gw bangun shubuh dengan sangat excited campur nervous, semuanya campur aduk. Dan akhirnya gw memberanikan diri untuk pergi sendirian, enggak di anter bokap atau nyokap biar mandiri dan merasakan rasa excited dan nervous nya sendiri juga. Sesampainya disana, gw jadi peserta pertama yang dateng, disusul oleh peserta lain satu orang. Akhirnya kita kenalan, dan ngobrol-ngobrol satu sama lain karena semakin banyak yang datang. Memang tinggi badan gw saat itu tidak memenuhi syarat, tapi who know, Men have plan but God is laughing. Jadi walaupun tinggi badan gw tidak memenuhi syarat tapi gw punya sesuatu yang orang lain enggak punya. Well, babak penyisihan pun tiba, gw kebagian kelompok 18, dan bareng-bareng dengan orang orang yang pinter pinter menurut gw, sesi pertama itu bentuknya FGD. Jadi gw barengan sama keempat cowok lainnya. Saat memasuki ruangan, suasana dinginpun menyergap, entah mengapa gw ngerasa pusing, dingin banget, mungkin efek tegang dan sakit. Ketika kami berempat sudah duduk membentuk sebuah lingkaran, dan diberi suatu masalah mengenai pariwisata kota Bandung,kami pun berargumen satu sama lain, meyanggah satu sama lain dalam 3 bahasa, bahasa Indonesia, bahasa sunda, dan bahasa inggris. Setelah 15 menit berlalu, akhirnya sesi tersebut selesai dan kami kembali ketempat semula.
                Sesampainya ditempat semula, kami berempat duduk lagi berjajar karena kami adalah kelompok terakhir untuk babak tersebut pada saat itu. Kegiatan selingan pun berlalu satu demi satu, hingga akhirnya datanglah pengumuman, yang membuat para peserta satu auditorium tegang. Diumumkanlah 24 besar untuk laki-laki dan 24 besar untuk perempuan, jadi ada 24 pasang laki dan perempuan. Tibalah satu-satu dipanggil oleh dewan juri yang masuk. Dari 33 peserta laki-laki aka nada 9 orang yang tersisih, dang gw gak terbayangkan bahwa 9 orang yang tersisih itu diantaranya gw. Tibalah sampe pada pemanggilan ke 24 untuk laki-laki, dan masih bukan nomer gw yang dipanggil. Sudahlah berarti gw enggak masuk ke 24 besar, betapa kesalnya gw disitu. Sementara rekan rekan ketiga yang duduk berjajar tadi dipanggil seluruhnya, jadi sekarang yang duduk disitu tinggalah gw, yang notabennya gak masuk. Perasaan gw pada saat itu sangat bercampur aduk, anger, sedih, kecewa, semuanya.  Dari mulai menyalahkan diri sendiri, hingga mempertanyakan sebenarnya apa yang dicari oleh juri pada saat itu, karena peserta yang tidak bisa berbahasa sunda sekalipun masuk. Physicly? Well, this competition actually need well physicly. Sebenarnya gw jg sadar akan postur tinggi badan gw, tapi gw pikir ini enggak fair. Karena untuk menyisihkan para peserta hanya dinilai dari FGD? Dalam waktu 15 menit, so mana kesempatan untuk yang mempunyai bakat di bidang lain?. Seharusnya semua peserta dinilai dari berbagai sudut pandang, agar semuanya merasa adil. Well, ini mungkin bentuk kekesalan gw karena gw gak masuk, tapi gw mau ajak lo untuk berpikir, apakah mungkin seseorang yang tidak bisa berbahasa sunda masuk kebabak selanjutnya di kompetisi yang mengharuskan para finalisnya berbahasa sunda? Well, semuanya udah takdir Allah SWT. Td jg gw bilang men have a plan but god is laughing.
                Entahlah, what do u think bout me, gw punya quote dan selalu gw pegang sampai kapanpun, you still have another chance, but never be the same as the 1st chance. Makannya gw gapernah mau menyia-nyiakan kesempatan pertama. I will fight for I want for!
                Disatu sisi, gw diajarkan untuk kalah, agar gw bisa merasakan kemenangan nantinya. But kesungguhan dan kesempurnaan itu tidak akan pernah gagal jika dipersiapkan dengan matang. Jadi gw berasumsi persiapan gw belum matang benar, jika dibandingkan yang lain, mungkin peserta yang lain sudah mempersiapkan jauh jauh jauh hari dari yang gw sudah persiapkan.
                Klise ya gw, marah marah karena gak keterima, hehe. Tapi memang seperti itu kenyataannya, gw sekolah di sekolah swasta yang pengawasan system studi nya ketat, dan gw diajarkan untuk selalu melihat dari berbagai sudut pandang, “tidak berkacamata kuda” hanya melihat kedepan tanpa lirik kanan dan kiri. Science are never wrong and lie, aka nada seleksi alam, siapa yang kuat dialah yang bertahan, maka dari itu ketika gw dihadapkan pada suatu kondisi seperti tadi diceritakan gw, jadi berbalik 180 derajat, makannya gw marah marah, hehe. Untunglah gw dibesarkan di lingkungan yang menuntut kesempurnaan, ketertiban, ‘kesehatan’, dan keteraturan. Makannya di fakultas gw khususnya banyak yang lulus lebih dari 5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana aja. And the last, maaf untuk reader yang ada kaitannya dengan cerita diatas, I didn’t told the competition or any name that have a relation with this.
                Lu punya peluang yang sama di kesempatan yang sama, yang membedakannya hanyalah usaha lo dan campur tangan Allah SWT.

No comments:

Post a Comment