Monday 20 August 2012

Do what you wanna do

Kapan terakhir kamu melakukan hal yang ingin kamu benar-benar lakukan?
Kemarinkah?, saat kamu ingin membeli sesuatu barang yang sebenarnya tidak benar-benar kamu butuhkan. Atau bahkan 2 jam yang lalu?, saat kamu ingin berjalan jalan sendirian tapi takut akan hal yang akan terjadi di jalan nati. Atau bahkan sekarang?, saat kamu ingin melakukan sesuatu hal dirumah tapi dilarang oleh ayah.
Do what you wanna do, tapi jangan yang muluk-muluk juga, dan enggak make sense keinginannya. Maksudku disini, akal sehatmu tetap berjalan, jadi kepanjangannya Do What You Wanna Do As You Could Do, hahaha klise yah, katanya do what you wanna do, so kalau masih diatur oleh akal sehat kita berarti halyang kita lakukan bukan berarti benar-benar yang ingin kita lakukan, karena masih diatur oleh si akal sehat. Tapi coba bayangkan ketika keinginanmu ingin kamu wujudkan secara serentak? Terwujud enggak? Totally is not make sense, walaupun bisa, tetap masih ada kekurangannya. Karena yang benar-benar mutlak sempurna itu hanyalah Tuhan, (Ujung-ujungnya disambungin dengan faith, yah gapapalah karena toh memang dasarnya semua manusia itu mempunyai keyakinan sendiri? iyakan? sekalipun Atheism, dia mempunyai belief tersendiri yang dia pegang tentunya). Well, maksudku disini do what you wanna do, so you'have 100% a chance to achieve what you want. So kalau mau jadi penulis, menulislah dari sekarang, dari menulis diatas media yang jumlahnya enggak lebih dari 140 karakter, atau menulis blog. Kalau mau jadi sutradara, so jadilah sutradara wanna be, bermula dari kamera digital. Atau mau jadi yang kalian inginkan, semuanya bebas! Untuk penulis dan sutradara tadi contoh aja, so where you have to start, is up to you.

Buatku mimpi adalah sesuatu yang sakral, kalau kamu udah bemimpi, kamu harus selesaikan mimpimu itu, karena sekalipun mimpi dalam bunga tidur kita, pasti tidak ada anti klimaks nya, so begitupun di mimpi what you want to be, biar kalian tau anti klimaks nya, makannya kalian harus selesaikan mimpi tersebut dengan mewujudkannya. Jadi kalau tidak mau menyelesaikan mimpinya, jangan sia-siakan waktumu dan sistem kerja otakmu untuk berangan-angan. Mendingan langsung action, dan lakukan hal positif dibanding hanya berangan-angan but you do not wanna finished it. Jadinya useless, itu sih menurutku.

Cita-citaku dari semenjak kecil selalu berubah-rubah, enggak heran sih karena waktu kecil kan imajinasi kita berkembang pesat. Dari mulai mau jadi pilot, astronot, sampe di jenjang smp ingin jadi dokter spesialis anak. Tapi cita-cita itu berubah lagi ketika masuk ke jenjang sma, ingin jadi journalist dan broadcaster. Sampe-sampe keinginan tersebut diwujudkan dengan mencicil step by step untuk kearah sana, dari mulai membeli kamera slr, sampe ikut les photography, karena ingin mendalami hal tersebut. Tapi sayangnya keinginan tersebut dibantah habis oleh ayah. Dan alhasil bingung mau kemana nih setir kehidupan akan dibelokan, akhirnya ayah memberikan option kepadaku untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Dan akhirnya pilihanku jatuh pada dunia psikologi, yang kata orang-orang diluar mahasiswa psikologi, jurusan ini sangat menarik, karena hal tersebut dirasakan olehku juga saat teman satu tempat les photography ku Janice seorang mahasiswa psikologi, pantas saja ekspresi muka Janice pada saat ku tanya tentang kehidupan kampusnya yang katanya menarik menurutku tapi ekspresi mukanya datar tapi sambil meng-iya-kan begitu saja pernyataanku. Dan hal tersebut dirasakan juga olehku, ketika ada orang lain bertanya sekaligus memberi statement mengenai betapa menariknya jurusanku ini, well I just can to answer 'yes absolutely' well you dont know enough about it, grrrr, hahahaha. Oke enggak usah bahas rumitnya jurusanku yah, so it's not the main point. Buatku orang tuaku adalah seorang peramal sekaligus psikolog yang bisa meramalkan kemana anaknya harus membelokan kendalinya dari yang ingin menjadi seorang journalist dan broadcaster, meskipun pekerjaan ayah adalah akuntan, tapi entah mengapa, dunia perkuliahan ini sangatku nikmati dengan 'senikmat-nikmatnya', asli hehehe, don't know why untuk dapatkan indeks prestasi kumulatif diatas 3.00 perlu struggle sampe jungkir balik, jungkir lagi, balik lagi, gitu terus-terusan sampe zona teraman kita saat niali skripsi kita keluar, baru kamu bisa lega dan santai-santai agar IPK tidak terjun bebas kebawah.

So cita-cita ku bukan hanya ingin menjadi psikolog saja, keinginan terbesarku adalah menadi duta bangsa di belahan dunia yang lain. Karena my country is the world, so I wanna arround the world. Semenjak Mr.Deddy seorang pekerja kementrian luar negeri mengobrol dengan saya, saat saya dan teman-teman protokoler bekerja sama dalam perayaan konferensi asia-afrika di gedung Merdeka. Mr.Deddy menjelaskan mengenai pengalamannya sebagai tim duta besar di negara negara lain untuk Indonesia. It's me, itu "Gue banget" Semua aktivitas yang Mr.Deddy lakukan disana adalah pekerjaan dan aktivitas yang saya benar-benar sukai, berbicara dan berkomunikasi dengan orang baru dengan budaya baru dengan warna kulit yang baru bahkan dengan ras yang baru. So aku suka banget sama orang-orang yang mau berbicara English, semacam ada atmosfer yang berbeda, there's a connected each other gitu, hehehe, meskipun grammar ku kadang melenceng, but never mind, kalau enggak kita coba dimana coba letak kesalahan kita?. Ehm satu lagi aku ingin membawa nama Indonesia kemanapun aku pergi, so ketika ditanya "Please introduce ur self" Aku bakal bilang "I'm Akbar Fajri, and I'm pure Indonesian" dengan bangga dan tegap. So mulai dengan hal kecil, karena hanya seberapa persen saja yang semuanya serba enak, maksudnya hanya beberapa orang saja dari sekian juta orang yang bisa gampang meraih cita-citanya, istilahnya gini, kalau ingin permen, kamu cuma tinggal merogoh kocek 100 rupiah, kamu dapet deh 1 permen di warung. It's so easy kan, nah maksudku kemudahan tuh seperti ibarat permen tersebut.

Dari hal kecil tersebut maksudku, ada suatu perlombaan yang mengharuskan pesertanya menguasai budaya tertentu, Indonesia terdiri dari banyak budaya right? so the one of those culture adalah budaya ini. Sebenarnya niatku untuk mengikuti perlombaan ini sudah dari 2 tahun yan lalu, semenjak teman-temanku juga mengikutinya, sampai-sampai aku pernah mengantarkan temanku ke depan pintu perlombaan saat itu, tapi entah saat itu I dont have a desire untuk mengikutinya, dan masih ragu aja gitu. Aku bilang banyak banget cobaan yang datang yang berkaitan dengan ini lomba, dari mulai panggilan kerja part time yang menurutku sangat worthed, atau nonton konser salah satu girlband dan boyband korea yang berbentrokan dengan perlombaan ini. Aku batalkan semua pilihan tersebut, karena aku yakin Tuhan sedang menguji keteguhanku. So you have to be waiting untuk kabar selanjutnya masuk atau tidaknya aku didalam perlombaan tersebut. So I wanna make a promise kalau aku masuk, aku bakal tulis lagi blog ini dari kelanjutan blog ini, "Do what you wanna do part 2" hahahahaha. So keep fighting buatmu yang udah baca blog ini, you don't know what the end is saat kamu enggak mencobanya right? semuanya akan ngambang kalau tidak dicoba.
So do what you wanna do.... :D