Hello reader, selamat sore. Gimana hari kalian hari ini?
Berjalan sesuai dengan rencanakah? Yep, so I hope from the deepest heart
moga-moga hari kalian lebih baik dari apa yang kalian bayangkan sebelumnya.
Well, kalau ngomongin tentang hari ini, hmm... perasaanya bercampur aduk. Oiya
ini blog sebenernya lanjutan dari blog lanjutan yang dibawah ini. Dulu gw
pernah janji mau tulis blog lanjutannya atau part 2 nya. Hari ini dimulai dari
mimpi sekitar 2 tahun yang lalu, saat gw ingin sekali mengikuti suatu kompetisi
tersebut tapi ternyata gw baru berani mengikuti kompetisi tersebut hari ini,
alias 2 tahun setelahnya. Dan persiapan untuk hari ini udah gw persiapkan
matang-matang dan jauh jauh hari, dari mulai fitnes, terus belajar kebudayaan,
dokter gigi dan lepas kawat gigi, sampe ke dokter kulit, dan lain lainnya,
kira-kira udah 4 bulan yang lalu. But by the way saat hari hari yang ditunggu
itu akhirnya akan datang, di minggu minggu menjelang hari ini datang, gw kena
flu, batuk, demam, dan gejala typus, memang akhir akhir ini gw kurang menjaga
kesehatan, alhasil kaya begini kondisi badannya, ambruk. Tapi tidak
mengurungkan niat tersebut, akhirnya dengan berusaha mati-matian gw siapin
semuanya dalam keadaan sakit dan bahkan sampai hari ini pun saat hari yang
ditunggu tunggu datang masih aja sakit.
Ajaib..
kenapa ajaib? Karena semua orang yang ada disekitar gw, sangat mendukung dengan
penuh totalitas. Keluarga gw, dari mulai papah yang pinjemin property kesana
kemari, lalu ibu yang semaleman H-1 masih aja rapihin jahitan baju gw sampe jam
1 malem belum tidur, sampe sampe kakak sama suaminya yang dari jauh-jauh hari
ikut-ikutan cariin baju juga untuk gw. Belum lagi temen-temen gw yang sering
banget ingetin gw, entah ngomong langsung atau pun hanya sekedar lewat BBM,
untuk jaga kesehatan, tetap semangat, tetap belajar, semua hal yang berkenaan
dengan dukungan. Semuanya sangat excited akan keikut sertaan gw dalam ajang
ini, (Apalagi gw yah.. :D). How lucky I am, having a little family, little
friend, but I’ve felt a tons of happiness came into mine. Jadi jangan sampai
menyia-nyiakan kepercayaan mereka untuk gw.
Sampe
hari H akhirnya tiba, yaitu hari ini. Gw ngerasa udah done semuanya, persiapan
materi, baju, dan segala hal yang berkaitan dengan kompetisi ini. All has been
prepared! Gw bangun shubuh dengan sangat excited campur nervous, semuanya
campur aduk. Dan akhirnya gw memberanikan diri untuk pergi sendirian, enggak di
anter bokap atau nyokap biar mandiri dan merasakan rasa excited dan nervous nya
sendiri juga. Sesampainya disana, gw jadi peserta pertama yang dateng, disusul
oleh peserta lain satu orang. Akhirnya kita kenalan, dan ngobrol-ngobrol satu sama
lain karena semakin banyak yang datang. Memang tinggi badan gw saat itu tidak
memenuhi syarat, tapi who know, Men have plan but God is laughing. Jadi
walaupun tinggi badan gw tidak memenuhi syarat tapi gw punya sesuatu yang orang
lain enggak punya. Well, babak penyisihan pun tiba, gw kebagian kelompok 18,
dan bareng-bareng dengan orang orang yang pinter pinter menurut gw, sesi
pertama itu bentuknya FGD. Jadi gw barengan sama keempat cowok lainnya. Saat
memasuki ruangan, suasana dinginpun menyergap, entah mengapa gw ngerasa pusing,
dingin banget, mungkin efek tegang dan sakit. Ketika kami berempat sudah duduk
membentuk sebuah lingkaran, dan diberi suatu masalah mengenai pariwisata kota
Bandung,kami pun berargumen satu sama lain, meyanggah satu sama lain dalam 3
bahasa, bahasa Indonesia, bahasa sunda, dan bahasa inggris. Setelah 15 menit
berlalu, akhirnya sesi tersebut selesai dan kami kembali ketempat semula.
Sesampainya
ditempat semula, kami berempat duduk lagi berjajar karena kami adalah kelompok
terakhir untuk babak tersebut pada saat itu. Kegiatan selingan pun berlalu satu
demi satu, hingga akhirnya datanglah pengumuman, yang membuat para peserta satu
auditorium tegang. Diumumkanlah 24 besar untuk laki-laki dan 24 besar untuk
perempuan, jadi ada 24 pasang laki dan perempuan. Tibalah satu-satu dipanggil
oleh dewan juri yang masuk. Dari 33 peserta laki-laki aka nada 9 orang yang
tersisih, dang gw gak terbayangkan bahwa 9 orang yang tersisih itu diantaranya
gw. Tibalah sampe pada pemanggilan ke 24 untuk laki-laki, dan masih bukan nomer
gw yang dipanggil. Sudahlah berarti gw enggak masuk ke 24 besar, betapa
kesalnya gw disitu. Sementara rekan rekan ketiga yang duduk berjajar tadi
dipanggil seluruhnya, jadi sekarang yang duduk disitu tinggalah gw, yang
notabennya gak masuk. Perasaan gw pada saat itu sangat bercampur aduk, anger,
sedih, kecewa, semuanya. Dari mulai
menyalahkan diri sendiri, hingga mempertanyakan sebenarnya apa yang dicari oleh
juri pada saat itu, karena peserta yang tidak bisa berbahasa sunda sekalipun
masuk. Physicly? Well, this competition actually need well physicly. Sebenarnya
gw jg sadar akan postur tinggi badan gw, tapi gw pikir ini enggak fair. Karena
untuk menyisihkan para peserta hanya dinilai dari FGD? Dalam waktu 15 menit, so
mana kesempatan untuk yang mempunyai bakat di bidang lain?. Seharusnya semua
peserta dinilai dari berbagai sudut pandang, agar semuanya merasa adil. Well,
ini mungkin bentuk kekesalan gw karena gw gak masuk, tapi gw mau ajak lo untuk
berpikir, apakah mungkin seseorang yang tidak bisa berbahasa sunda masuk
kebabak selanjutnya di kompetisi yang mengharuskan para finalisnya berbahasa
sunda? Well, semuanya udah takdir Allah SWT. Td jg gw bilang men have a plan
but god is laughing.
Entahlah,
what do u think bout me, gw punya quote dan selalu gw pegang sampai kapanpun,
you still have another chance, but never be the same as the 1st
chance. Makannya gw gapernah mau menyia-nyiakan kesempatan pertama. I will
fight for I want for!
Disatu
sisi, gw diajarkan untuk kalah, agar gw bisa merasakan kemenangan nantinya. But
kesungguhan dan kesempurnaan itu tidak akan pernah gagal jika dipersiapkan
dengan matang. Jadi gw berasumsi persiapan gw belum matang benar, jika
dibandingkan yang lain, mungkin peserta yang lain sudah mempersiapkan jauh jauh
jauh hari dari yang gw sudah persiapkan.
Klise
ya gw, marah marah karena gak keterima, hehe. Tapi memang seperti itu
kenyataannya, gw sekolah di sekolah swasta yang pengawasan system studi nya
ketat, dan gw diajarkan untuk selalu melihat dari berbagai sudut pandang, “tidak
berkacamata kuda” hanya melihat kedepan tanpa lirik kanan dan kiri. Science are
never wrong and lie, aka nada seleksi alam, siapa yang kuat dialah yang
bertahan, maka dari itu ketika gw dihadapkan pada suatu kondisi seperti tadi
diceritakan gw, jadi berbalik 180 derajat, makannya gw marah marah, hehe.
Untunglah gw dibesarkan di lingkungan yang menuntut kesempurnaan, ketertiban, ‘kesehatan’,
dan keteraturan. Makannya di fakultas gw khususnya banyak yang lulus lebih dari
5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana aja. And the last, maaf untuk reader
yang ada kaitannya dengan cerita diatas, I didn’t told the competition or any
name that have a relation with this.
Lu punya
peluang yang sama di kesempatan yang sama, yang membedakannya hanyalah usaha lo
dan campur tangan Allah SWT.
No comments:
Post a Comment